Salah satu masalah yang sering
ditemui ketika menerapkan pertanian organik adalah kandungan bahan organik dan
status hara tanah yang rendah. Petani organik mengatasi masalah tersebut dengan
memberikan pupuk hijau atau pupuk kandang. Kedua jenis pupuk itu adalah limbah
organik yang telah mengalami penghacuran sehingga menjadi tersedia bagi
tanaman. Limbah organik seperti sisa-sisa tanaman dan kotoran binatang ternak
tidak bisa langsung diberikan ke tanaman. Limbah organik harus
dihancurkan/dikomposkan terlebih dahulu oleh mikroba tanah menjadi unsur hara
yang dapat diserap oleh tanaman. Proses pengkomposan alami memakan waktu yang
sangat lama, berkisar antara enam bulan hingga setahun sampai bahan organik
tersebut benar-benar tersedia bagi tanaman.
Petani organik sangat menghindari pemakaian pupuk kimia.
Untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman, petani organik mengandalkan kompos
sebagai sumber utama nutrisi tanaman. Sayangnya kandungan hara kompos rendah.
Kompos matang kandungan haranya kurang lebih : 1.69% N, 0.34% P2O5, dan 2.81%
K. Dengan kata lain 100 kg kompos setara dengan 1.69 kg Urea, 0.34 kg SP 36,
dan 2.18 kg KCl. Misalnya untuk memupuk padi yang kebutuhan haranya 200 kg
Urea/ha, 75 kg SP 36/ha dan 37.5 kg KCl/ha, maka membutuhkan sebanyak 22 ton
kompos/ha. Jumlah kompos yang demikian besar ini memerlukan banyak tenaga kerja
dan berimplikasi pada naiknya biaya produksi.
Produk-produk bioteknologi mikroba
hampir seluruhnya menggunakan bahan-bahan alami. Produk ini dapat memenuhi
kebutuhan petani organik. Kebutuhan bahan organik dan hara tanaman dapat
dipenuhi dengan kompos bioaktif dan aktivator pengomposan. Aplikasi
biofertilizer pada pertanian organik dapat mensuplai kebutuhan hara tanaman
yang selama ini dipenuhi dari pupuk-pupuk kimia. Proses pengomposan dapat
dipercepat dengan menggunakan mikroba penghancur (dekomposer) yang berkemampuan
tinggi. Penggunaan mikroba dapat mempersingkat proses dekomposisi dari beberapa
bulan menjadi beberapa mminggu saja
Serangan hama dan penyakit tanaman dapat dikendalikan
dengan memanfaatkan biokotrol
Tidak ada komentar:
Posting Komentar